Kata Pengantar
Manusia adalah makhluk sosial
yang tak dapat hidup sendirian, mereka selalu hidup berdampingan satu sama
lain. Membutuhkan bantuan, dukungan, motivasi, saling mengisi, dan lain
sebagainya. Dalam mencapai sebuah kesuksesan pun manusia tak luput dari
hubungan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah tindakan nyata untuk
beerinteraksi dengan orang lain. Tiada hasil tanpa didahului sebuah tindakan.
Terkadang kita melihat seseorang
merasa sulit bergaul dengan orang lain, namun terkadang pula kita melihat
seseorang yang merasa mudah bergaul. Mereka ada yang merasa takut, tegang, atau
greogi untuk menjalin suatu hubungsn dengan orang lain. Selain itu, hal yang
menjadi masalah dalam berinteraksi dengan orang lain adalah metode atau caranya
saat berkomunikasi/menjalin hubungan dengan orang lain.
Banyak dari mereka bingung,
bagaimana caranya menjalin suatu hubungan dengan orang lain agar menjadi baik.
Harapan mereka adalah dapat menjadi orang yang berpengaruh bagi orang lain agar
tujuan-tujuan mereka dapat tercapai dengan lebih baik. Kebingungan atau
ketakutan yang dirasakan oleh orang-orang tersebut dikarenakan mereka belum
mengetahui cara atau metode yang benar untuk menjalin suatu hubungan dengan
orang lain.
MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Atur
kontak mata.
Hal yang
dilakukan seseorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan
mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang memmbantu untuk menciptakan kesan
yang baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang
pembicaraan, agar lawan bicara kita tak merasa diabaikan.
2. Ekspresi
wajah
Wajah
merupakan kepribadian individual.
Ekspresi wajah mengunkapkan pikiran yang sedang melntas pada seseorang.
Misalnya : sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih sayang; mengangkat alis mata
menunjukan ekspresi heran. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi
bahwa kita tertarik dengan bahan pembicaraan.
3. Postur
tubuh
Setiap gerak
gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan
dari diri kita. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang dapat
ditangkap secara visual dari pada secara verbal. Misalnya : menundukan kepala
menunjukan akhir pertayaan; terlalu sering
menggerakan bagian tubuh menggunkapkan sedang bergegas atau
kebinggungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik kita saat melakukan komunikasi
dengan lawan bicara.
4. Selera
berbusana
Busana memiliki
tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai dengan
struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.
Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak
pasti pada proses komunikasi. Jika kita perhatikan bagaimana cara berbusana,
hal itu akan memperbaiki kemampuan komunikasi kita.
5. Respect
Yaitu sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa
hormat dan saling menghargai sangat penting dalam kita berkomunikasi dengan
orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap
penting.
6. Empathy
Empati adalah
kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih
dahulu, kita kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan
memampukan kita untuk dapat menyampaikan
pesan (massege) dengan cara yang
memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Rasa empat menimbulkan respek
atau penghargaan. Jadi, sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti
dan memahami dengan empati calaon penerima pesan kita. Sehinggga pesan kita
dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolkan dari penerima.
7. Audible
Makna dari
audible antara lain : dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika
empati kita harus mendengar terlebih
dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampikan dapat diterima penerima pesan. Pesan harus disampaikan
melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan
baik oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
8. Clarity
Selain bahwa
pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka yang terkait dengan itu adalah
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan
yang dapat menimbulkan dapak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparan dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan) sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
9. Humble
Sikap rendah
hati. Sikap membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang kita miliki, misalnya : sikap penuh melayani, sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang
rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan
penuh pengendalian diri.